Bogor, 18 Juni 2025 — Di balik setiap hidangan yang tersaji di meja makan, tersimpan perjalanan panjang dari tanah, air, petani, hingga dapur. Hari Gastronomi Berkelanjutan, yang diperingati setiap tanggal 18 Juni, mengajak kita untuk melihat lebih dalam dari sekadar rasa: bagaimana makanan yang kita konsumsi bisa berdampak besar terhadap lingkungan, kesehatan, budaya, dan masa depan bumi.

Gastronomi berkelanjutan bukan sekadar soal makan enak. Ia adalah cara berpikir, cara hidup, dan cara menghargai proses alam serta kerja keras manusia. Mulai dari memilih bahan pangan lokal, mengurangi sampah makanan, hingga mendukung petani kecil—semuanya adalah bentuk nyata dari kepedulian yang bisa kita mulai dari piring makan kita sendiri.

Bapak Dasuki, Kepala Sekolah SMP PGRI Cikupa Bogor, menyampaikan, “Hari Gastronomi Berkelanjutan memberikan pelajaran penting bagi generasi muda bahwa makan bukan hanya soal kenyang, tetapi juga soal tanggung jawab. Apa yang kita makan hari ini menentukan bagaimana bumi ini akan ditinggali esok hari.”

Menurutnya, sekolah memiliki peran penting dalam membentuk pola pikir sehat dan ramah lingkungan sejak dini. “Kami ingin siswa-siswi SMP PGRI Cikupa tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga bijak dalam memilih gaya hidup. Salah satunya adalah dengan memahami bahwa makanan adalah bagian dari keberlanjutan hidup, bukan sekadar kebutuhan harian.”

Di era perubahan iklim dan krisis pangan global, peringatan ini menjadi pengingat bahwa perubahan besar bisa dimulai dari hal kecil—seperti membiasakan membawa bekal dari rumah, tidak membuang makanan, atau mengenal kembali masakan tradisional yang ramah lingkungan.

Gastronomi berkelanjutan adalah tentang merawat—merawat tubuh, budaya, dan planet. Maka, saat kita menyantap makanan hari ini, mari bertanya: dari mana asalnya, siapa yang menanamnya, dan bagaimana dampaknya bagi dunia? Karena makan bukan hanya tindakan fisik, tetapi juga cerminan nilai dan pilihan hidup.