Di tengah isu global mengenai ketahanan pangan dan krisis lingkungan, peran institusi pendidikan dalam membentuk kesadaran dan aksi nyata menjadi sangat penting. Salah satu contoh inspiratif datang dari SMP PGRI Cikupa Bogor, memiliki Kebun Sekolah yang berlokasi di Cihideung Karamat, Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sekolah ini mengembangkan kebun sekolah sebagai bagian dari program pembelajaran berbasis lingkungan hidup dan sebagai langkah konkret menuju swasembada pangan berbasis ecovillage.

Kebun Sekolah sebagai Laboratorium Hidup

Kebun sekolah SMP PGRI Cikupa tidak sekadar menjadi lahan pertanian biasa. Ini adalah laboratorium hidup, tempat siswa belajar langsung tentang konsep pertanian organik, pengelolaan sampah, dan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem. Dengan pendekatan partisipatif, seluruh warga sekolah—guru, siswa, dan masyarakat sekitar—dilibatkan dalam pengelolaan kebun ini.

Yang dibudidayakan pun beragam, mulai dari budidaya ikan air tawar (bawal dan nila), sayuran seperti kangkung, bayam, cabai, dan tomat, hingga komoditas Umbi/ubi jalar. Semua dikelola dengan prinsip ramah lingkungan, tanpa/minimalis dalam penggunaan pestisida kimia, menggunakan pupuk kompos hasil olahan limbah organik dari sekolah.

Menuju Swasembada Pangan

Kebun sekolah ini menjadi motor kecil dalam sistem pangan lokal, yang sejalan dengan visi swasembada pangan desa. Hasil panen dari kebun tidak hanya digunakan untuk kebutuhan kantin sekolah, tetapi juga sebagian dibagikan ke warga sekitar sebagai bentuk kontribusi sosial. Dalam jangka panjang, SMP PGRI Cikupa berharap kebun ini dapat menjadi model ketahanan pangan komunitas, yang memperkuat kemandirian dan mengurangi ketergantungan pada pasokan luar.

Kontribusi dalam Pengembangan Ecovillage

Konsep ecovillage—yakni komunitas berkelanjutan yang selaras dengan alam—menjadi inspirasi utama dari program ini. SMP PGRI Cikupa mengambil peran aktif dalam mendukung inisiatif Perdesaan yang sedang membangun ekosistem ecovillage. Melalui kebun sekolah, siswa diajak untuk memahami bahwa pembangunan tidak harus merusak alam, melainkan dapat berjalan beriringan dengan pelestarian lingkungan.

Dalam praktiknya, kebun sekolah juga menjadi media untuk:

  • Edukasi lingkungan hidup secara holistik.
  • Pelatihan pertanian berkelanjutan bagi siswa dan warga desa.
  • Pemanfaatan air dan limbah organik secara efisien.
  • Penghijauan lahan sekolah, jalan desa dan sekitarnya.

Kolaborasi dan Dukungan Komunitas

Kesuksesan kebun sekolah ini tak lepas dari kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk komunitas/organisasi yang bergerak di bidang lingkungan pertanian dan pendidikan seperti Demography Culture Study (DCS) Center, Sinatria Foundation, serta Al Azhar Care Indonesia (ACI) yang saat ini mendukung keberlanjutan Kebun Sekolah SMP PGRI Cikupa Bogor. Melalui sinergi ini, SMP PGRI Cikupa menjelma menjadi pusat pembelajaran komunitas (community learning center) yang mendukung gerakan ecovillage secara nyata.

 

Kebun sekolah SMP PGRI Cikupa Bogor adalah contoh bagaimana pendidikan bisa menjadi agen perubahan dalam menjawab tantangan lingkungan dan pangan. Dengan semangat gotong royong, inovasi, dan cinta alam, sekolah ini menanam lebih dari sekadar sayur—mereka menanam harapan untuk masa depan desa yang berdaulat secara pangan dan berkelanjutan secara ekologis.