
Tenjolaya, Bogor — Momen khidmat dan penuh nilai spiritual mewarnai pelaksanaan Jambore Ranting (Jamran) Ke-7 Kecamatan Tenjolaya Tahun 2025, ketika untuk pertama kalinya dalam sejarah Jamran, dilaksanakan kegiatan Mahalul Qiyam secara bersama-sama oleh seluruh peserta, pembina, dan panitia di Lapangan Bumi Perkemahan Salaka Aldepos, Kamis malam Jum’at, 4 September 2025 .
Kegiatan yang berlangsung pada malam hari ini dipimpin oleh Kak Jajat, salahsatu Pengurus Kwarran Tenjolaya. Dengan lantunan dzikir, sholawat, dan doa bersama, suasana lapangan perkemahan yang biasanya riuh menjadi tenang dan menyentuh kalbu.
Momen Spiritual di Tengah Kegiatan Kepramukaan
Mahalul Qiyam merupakan bentuk dzikir dan sholawat yang biasa dilaksanakan untuk mengingat dan meneladani Rasulullah SAW. Dalam konteks Jamran, kegiatan ini menjadi sarana penguatan nilai-nilai spiritual di tengah kegiatan fisik dan mental yang dijalani para peserta.
“Kepramukaan bukan hanya soal ketangkasan dan kedisiplinan, tapi juga tentang pembentukan akhlak dan ketakwaan, agar anak-anak kita tumbuh menjadi generasi yang berkarakter kuat dan beriman,”
Ratusan peserta dari SD/MI dan SMP/MTs se-Kecamatan Tenjolaya mengikuti Mahalul Qiyam dengan khusyuk. Para peserta duduk Bersama di lapangan, membawa lampu senter kecil sebagai penerangan, menciptakan pemandangan yang indah dan mengharukan di tengah malam perkemahan.
Banyak pembina dan guru pendamping menyatakan bahwa kegiatan ini memberikan nilai tambah luar biasa dalam pelaksanaan Jamran. Selain memperkuat mental spiritual, juga menumbuhkan rasa kebersamaan dan cinta terhadap ajaran Islam dalam suasana yang damai dan penuh kekeluargaan.
Menjadi Tradisi Baru di Kegiatan Pramuka Tenjolaya
Mahalul Qiyam ini menjadi catatan sejarah baru dalam kegiatan Jambore Ranting Kecamatan Tenjolaya. Panitia berharap kegiatan ini bisa menjadi tradisi positif dalam pelaksanaan Jamran tahun-tahun berikutnya.
“Kita ingin peserta Jamran bukan hanya pulang membawa piala, tapi juga membawa nilai kehidupan yang lebih dalam — salah satunya melalui kegiatan seperti ini,” tambah salah satu panitia.
Jambore Ranting Ke-7 2025 bukan hanya mencetak sejarah baru, tapi juga mengukuhkan bahwa Gerakan Pramuka bisa menjadi media pendidikan yang holistik — menyentuh fisik, mental, sosial, dan spiritual.
Salam Pramuka!
Salam Cinta Rasul!