
Tenjolaya, Bogor — Kegiatan Jambore Ranting (Jamran) Ke-7 Kecamatan Tenjolaya Tahun 2025 tidak hanya diisi dengan lomba dan aktivitas kepramukaan saja, namun juga mengusung edukasi lingkungan sebagai bagian penting dari pembentukan karakter Pramuka. Salah satu sesi yang mencuri perhatian peserta adalah “Trash Talk”, yaitu edukasi pengelolaan sampah yang disampaikan oleh Bank Sampah Tenjolaya (BST).
Sesi ini dipandu langsung oleh Kak Angga (Sekretaris Karangtaruna Kecamatan Tenjolaya, Mabigus SMP TQ Bhakti Nugraha sekaligus Pendiri BST), bersama tim manajemen Bank Sampah Tenjolaya. Dengan pendekatan yang komunikatif dan interaktif, mereka menyampaikan pentingnya kesadaran akan pengelolaan sampah sejak dini, khususnya kepada para peserta yang berasal dari tingkat SD/MI dan SMP/MTs se-Kecamatan Tenjolaya.
Mengubah Sampah Menjadi Berkah
Dalam materinya, Kak Angga menjelaskan bagaimana sampah yang selama ini dianggap masalah, justru bisa menjadi sumber daya yang memiliki nilai ekonomi. Ia memperkenalkan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan pentingnya memilah sampah organik dan anorganik sejak dari sumbernya.
“Kita ingin anak-anak Pramuka ini menjadi agen perubahan di sekolah dan lingkungan rumahnya. Lewat Bank Sampah, kita bisa belajar bahwa menjaga lingkungan itu bisa dimulai dari hal-hal kecil, seperti tidak membuang sampah sembarangan, membawa tumbler, atau memilah sampah plastik,” ujar Kak Angga di hadapan para peserta.
Belajar Sambil Bermain
Tidak hanya ceramah, sesi Trash Talk juga diisi dengan permainan edukatif, kuis singkat, serta simulasi memilah sampah. Anak-anak tampak antusias dan aktif bertanya, bahkan beberapa peserta mengaku baru pertama kali mengetahui bahwa sampah bisa ditabung di bank sampah dan ditukar dengan uang atau kebutuhan pokok.
Dampak Jangka Panjang bagi Lingkungan
Kegiatan ini menjadi pengingat bahwa Jamran bukan hanya tentang petualangan dan kemandirian, tetapi juga pendidikan karakter dan kepedulian terhadap lingkungan. Dengan menghadirkan Bank Sampah Tenjolaya, panitia menunjukkan komitmen untuk menjadikan Pramuka sebagai pelopor gerakan cinta lingkungan di wilayah Kecamatan Tenjolaya.
“Kalau bukan dari sekarang, kapan lagi? Dan kalau bukan dari Pramuka, siapa lagi?” ujar salah satu peserta setelah mengikuti sesi edukasi.
Melalui Trash Talk bersama Kak Angga dan tim BST, peserta Jambore Ranting Ke-7 2025 mendapatkan pemahaman penting bahwa menjaga kebersihan dan kelestarian alam adalah bagian dari Dasa Dharma Pramuka. Semoga semangat cinta lingkungan ini terus tumbuh dan dibawa pulang ke gugus depan masing-masing.
Salam Pramuka!
Salam Hijaukan Bumi!